Divine Mukasa, Nama Baru yang Menggema di Etihad Sabasport

Reecehalseynorth – Dalam 24 jam terakhir, dunia sepakbola Sabasport hanya membicarakan satu sosok: Divine Mukasa. Sebelum laga melawan Huddersfield Town, mungkin hanya penggemar akademi yang mengenalnya. Namun kini, nama pemain 18 tahun itu sudah menjadi buah bibir, terutama setelah debut gemilangnya membuat Etihad Stadium bersorak. Bagaimana mungkin seorang remaja mampu mencuri panggung dalam satu malam? Mari kita simak perjalanan dan kisahnya.
Debut Sensasional: Jawaban atas Keraguan
Bagi Pep Guardiola, laga Carabao Cup babak ketiga awalnya hanya kesempatan rotasi. Namun bagi Mukasa, malam itu menjadi pintu gerbang karier profesionalnya. Turun sejak menit pertama, pemain asal Newham ini tampil dengan ketenangan luar biasa. Alih-alih gugup, ia justru mengatur tempo permainan City seolah sudah berpengalaman di level senior.
Umpan Ajaib yang Mengubah Pertandingan
Awal babak kedua menjadi momen paling berkesan. Dari tengah lapangan, Mukasa mengirim umpan terobosan brilian yang menembus pertahanan Huddersfield dan tepat jatuh ke kaki Phil Foden. Foden menuntaskan peluang itu, membuat City unggul. Assist tersebut bukan sekadar kontribusi, melainkan pernyataan: bakat baru telah lahir. City menutup laga dengan skor 2-0, tetapi sorotan malam itu jelas tertuju pada Mukasa.
Baca Juga : Ruben Amorim Hanya Bertahan “Hari ke Hari” di Manchester United Sabasport
Dari Akademi London Timur Menuju Panggung Etihad
Fondasi di West Ham United
Mukasa menghabiskan satu dekade bersama akademi West Ham sejak 2013. Di sana, ia bukan hanya berkembang sebagai gelandang berbakat, tetapi juga pemimpin tim. Prestasinya paling mencolok saat membawa tim U-18 meraih double winners: juara Premier League South dan FA Youth Cup musim 2022/23. Catatan ini membuat Manchester City tak ragu merekrutnya.
Langkah Besar ke Manchester City
Pada September 2023, Mukasa memutuskan hijrah ke Etihad. Banyak pihak ragu ia bisa menonjol di tengah padatnya talenta muda City. Namun hanya dalam satu musim, ia sudah mengangkat FA Youth Cup bersama City setelah menumbangkan Leeds United di final.
Gaya Bermain: Senjata Baru Guardiola
Kreativitas dan Teknik Tinggi
City mendeskripsikan Mukasa sebagai gelandang kreatif dan penuh keterampilan. Tinggi badannya 180 cm, cukup ideal untuk bertarung fisik sekaligus lincah dalam ruang sempit. Kaki kirinya terkenal akurat, tetapi ia juga piawai menggunakan kaki kanan. Hal ini membuatnya semakin berharga secara taktis.
Visi Permainan Luar Biasa
Perbedaan pemain biasa dengan calon bintang adalah kemampuan membaca permainan. Mukasa membuktikan kedewasaan itu lewat assist cerdasnya pada debut. Setiap sentuhan bola penuh maksud, dan ia selalu tahu ke mana rekan setim bergerak. Kreativitas semacam ini sangat krusial bagi skema Guardiola.
Pilihan Internasional: Inggris, Lithuania, atau Uganda
Dengan latar keluarga multikultural, Mukasa berhak membela tiga negara: Inggris, Lithuania dari garis ibu, serta Uganda dari ayahnya. Untuk saat ini, ia konsisten memperkuat timnas muda Inggris dari U-16 hingga U-19, dengan ambisi suatu hari mengenakan jersey senior The Three Lions.
Tentang Isu Agama: Fakta vs Asumsi
Privasi yang Perlu Dijaga
Pertanyaan seputar agama Mukasa ramai dibahas di media sosial. Namun, tidak ada informasi publik yang resmi mengenai keyakinannya. Menyebarkan klaim tanpa konfirmasi jelas tidak tepat. Keyakinan pribadi seharusnya dihormati sebagai ranah privat.
Nama keluarga “Mukasa” berasal dari budaya Uganda, khususnya masyarakat Baganda. Dalam tradisi mereka, Mukasa adalah dewa Danau Victoria Sabasport yang melambangkan kesejahteraan, kesuburan, dan kesehatan. Nama tersebut lebih merupakan simbol warisan leluhur, bukan penanda agama tertentu.