Sabasport FIFA Perkenalkan Kartu Hijau di Piala Dunia U-20

Reecehalseynorth – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Sabasport mencatat sejarah baru dengan penerapan kartu hijau untuk pertama kalinya pada ajang Piala Dunia U-20 yang digelar di Chile. Langkah ini menjadi bagian dari uji coba revolusioner yang bertujuan memperbarui sistem pengambilan keputusan wasit dan pemanfaatan teknologi dalam pertandingan.
Berbeda dari kartu kuning dan kartu merah yang sudah digunakan sejak Piala Dunia 1970, kartu hijau bukan ditujukan untuk menghukum atau memperingatkan pemain, melainkan terhubung dengan sistem Football Video Support (FVS) — teknologi pendukung video yang digunakan di turnamen yang belum mengadopsi VAR.
Menurut aturan baru ini, setiap pelatih memiliki hak untuk meminta dua kali tinjauan video apabila menilai wasit melakukan kesalahan besar yang memengaruhi keputusan penting seperti gol, penalti, atau kartu kuning. Begitu pelatih memberi isyarat, wasit akan mengeluarkan kartu hijau yang menandakan dimulainya proses peninjauan di monitor pinggir lapangan. Jika hasil review membuktikan adanya kekeliruan, keputusan akan diubah; namun jika tidak, kesempatan tinjauan tersebut dianggap hangus.
Peristiwa bersejarah ini terjadi saat Maroko secara mengejutkan menaklukkan Spanyol 2-0. Dalam laga tersebut, pelatih Maroko Mohamed Ouahbi menggunakan hak tinjauannya setelah Spanyol mendapat penalti. Tayangan ulang menunjukkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan pemain Maroko, sehingga penalti dibatalkan.
Baca Juga : Sabasport Federico Valverde Tegaskan Loyalitasnya ke Real Madrid
Kejadian ini menandai momen pertama dalam sejarah FIFA di mana sebuah keputusan penalti dibatalkan melalui penggunaan kartu hijau. FIFA berencana terus menguji sistem ini sepanjang turnamen hingga partai final pada 19 Oktober di Chile.
Langkah FIFA tersebut memicu beragam reaksi. Sebagian pihak menyambutnya sebagai inovasi yang meningkatkan keadilan dalam permainan, sementara yang lain khawatir ritme pertandingan akan terganggu. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa FIFA tengah membuka babak baru dalam evolusi sepak bola modern.
Bola AI Trionda Akan Digunakan di Piala Dunia 2026
Selain kartu hijau, FIFA juga mengumumkan penggunaan bola pintar berbasis kecerdasan buatan (AI) pada Piala Dunia 2026 mendatang. Bola tersebut dinamakan Trionda, yang berarti tiga gelombang, dijual sekitar $160 dan dirancang khusus untuk membantu pemain maupun wasit melalui sistem sensor canggih di dalamnya.
Desain Trionda mengusung warna dasar putih dengan aksen merah, biru, dan hijau — mewakili tiga negara tuan rumah Piala Dunia 2026: Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Banyak penggemar menilai tampilannya mengingatkan pada Brazuca, bola resmi Piala Dunia 2014.
Keunggulan utama bola ini terletak pada Teknologi Bola Terhubung (Connected Ball Technology) generasi terbaru yang kini diperkuat dengan AI. Sensor di dalam bola akan mengirimkan data real-time ke sistem VAR, yang kemudian dikombinasikan dengan posisi pemain untuk membantu wasit menentukan situasi offside dan handball secara akurat dan cepat.
Situs taruhan sportsbooks online
Agen bola terpercaya indonesia
Bekerja sama dengan Adidas, FIFA menyebut Trionda memiliki empat panel aerodinamis dengan pola cekung yang dirancang agar lintasannya lebih stabil di udara. Desain ini diharapkan dapat mengatasi kritik dari turnamen-turnamen sebelumnya, di mana bola sering dianggap sulit dikendalikan oleh para pemain.
Dalam kampanye peluncurannya, sejumlah bintang besar Sabasport seperti Lionel Messi, Jude Bellingham, dan Lamine Yamal turut mempromosikan Trionda sebagai simbol era baru teknologi sepak bola.